Pendahuluan
Lembaga
keuangan internasional didirikan untuk menangani atau mengatasi masalah-masalah
keuangan yang bersifat internasional, baik berupa bantuan pinjaman atau bantuan
lainnya. Pemberian bantuan yang dilakukan oleh lembaga keuangan internasional
dapat bersifat lunak yang berarti dengan suku bunga yang rendah dan jangka waktu
pengembaliannya relatif panjang. Kemudian bantuan internasional juga dilakukan
dengan tujuan komersil, yang biasanya dilakukan oleh lembaga keuangan
internasional swasta.
Ada
beberapa lembaga keuangan internasional yang penting kaitannya dengan lembaga
perbankan di Indonesia, walaupun secara umum peranan dari lembaga keuangan
internasional tersebut lebih banyak dirasakan dalam sektor pemerintahan, namun
dapat dilihat bagaimana sektor swasta (perbankan) dapat pula merasakan
pentingnya peranan yang dimainkan melalui lembaga-lembaga tersebut.
Mungkin
banyak sekali kita mengenal lembaga keuangan internasional yang sangat
berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Akan tetapi, dalam pembahasan kali
ini yang lebih ditekankan atau dibahas adalah lembaga keuangan internasional
“Bank Dunia”.
Bagi
lembaga keuangan dan perbankan di Indonesia peranan Bank Dunia tidak secara
langsung mempengaruhi operasional perbankan, namun efek sampingan yang timbul
dari operasional lembaga tersebut perlu diketahui dan diperhatikan mengingat
dampaknya yang begitu besar pada perekonomian, yang pada gilirannya
mempengaruhi juga operasional lembaga keuangan dan perbankan tersebut.
Dalam
pembahasan ini akan diuraikan secara dengan jelas bagaimana peranan lembaga
keuangan internasional bank dunia, tujuan dan bagaimana dampak dari lembaga
keuangan internasional bank dunia terhadap perekonomian Indonesia.
Pembahasan
Ø Tujuan Bank Dunia
International
Bank Reconstruction and Development atau yang lebih dikenal IBRD adalah sebuah
organisasi yang berdiri dengan tujuan untuk melawan kemiskinan dengan cara
memberikan bantuan kepada negara-negara tang tergolong miskin dan sedang dalam
keadaan ekonomi yang tidak stabil, dalam hal ini yaitu, negara-negara yang
sedang berkembang.
Fokus
bank dunia tehadap negara-negara berkembang ini dalam hal pendidikan, pertanian
dan industri. Bantuan yang diberikan dari bank dunia merupakan sebuah pinjaman
yang diberikan terhadap negara-negara yang sedang mengalami ketidakstabilan
ekonomi pinjaman dari bank dunia ini tentunya diikuti dengan syarat-syarat yang
berlaku dan cenderung merugikan negara peminjam kredit tersebut.
Bantuan
yang diberikan oleh bank dunia dari tahun ke tahun tentunya semakin beragam
terutama dalam membangun kesejahteraan sosial di setiap negara berkembang. Hal
ini sangan sesuai dengan pekembagan negara di dunia. Adapun jenis bantuan yang
dapat dibiayai oleh bank dunia, mulai dari pembangunan jalan, pembangkit
listrik, pembangunan pelabuhan, telekomunikasi, pengembangan dunia pendidikan,
dan bidang-bidang lainnya yang sesuai dengan tujuan didirikannya bank dunia.
Sumber-sumber
dana bank dunia diperoleh dari bank dunia sendiri, pemerintah-pemerintah asing
dan modal swasta. Kemudian dana tersebut dikembalikan kepada negara-negara
anggota yang membutuhkannya dengan risiko yang dibebankan kepada negara-negara
yang bersangkutan.
Bank
dunia juga merupakan organisasi antar pemerintahan (ingovernmental) yang
mendasarkan pada pasar-pasar modal didunia untuk sumber keuangannya.
Secara
struktural dan teknis, organisasi bank dunia ini termasuk sebagai salah satu
badan dalam oerganisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang lebih dikenal
sebagai PBB.
Namun,
secara operasional bank dunia berbeda dengan badan-badan lain di PBB. Seperti
yang telah disunggung diatas bahwa bank dunia ini bertujuan untuk pembangunan
ekonomi dan pengentasa kemiskinan di negara-negara berkembang.
Keanggotaan
bank dunia saat ini sudah memiliki anggota sebanyak 184 anggota semua
organisasi keuangan bank dunia merupakan pemegang saham di dalam bank dunia.
Adapun persyaratan untuk menjadi anggota bank dunia yakni, terlebih dahulu
harus menjadi anggota IMF (International Monetary Fund) dan harus memenuhi
persyaratan lainnya.
Ø Tugas Bank Dunia terhadap
perekonomian Indonesia
Mungkin
ada beberapa tugas Bank Dunia di Indonesia. Pertama, memimpin Forum CGI. Aggota
CGI (Consultative Group meeting on Indonesia) adalah 33 negara dan
lembaga-lembaga donor yang dikoordinasikan oleh Bank Dunia. CGI “membantu” pembangunan di Indonesia dengan cara
memberikan pinjaman uang serta bantuan teknik untuk menciptakan aturan-aturan
pasar dan aktivitas ekonomi liberal. Dalam hal ini, Bank Dunia bertugas
menciptakan pasar yang kuat bagi kepentingan negara-negara dan lembaga donor.
Tugas
kedua Bank Dunia adalah menyediakan hutang dalam jumlah besar, bekerjasama
dengan Jepang dan ADB (Asian Development Bank). Tugas Bank Dunia yang lain
adalah mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan privatisasi dan kebijakan
yang memihak pada perusahaan-perusahaan besar.
Dana
hutang yang diberikan kepada Indonesia, antara lain dalam bentuk hutang proyek
dan hutang dana segar.
1.
Hutang Proyek
Hutang
proyek adalah hutang dalam bentuk fasilitas berbelanja barang dan jasa secara
kredit. Namun, sayangnya, hutang ini justru menjadi alat bagi Bank Dunia untuk
memasarkan barang dan jasa dari negara-negara pemegang saham utama, seperti
Amerika, Inggris, Jepang dan lainnya kepada Indonesia.
2.
Hutang Dana Segar
Hutang
dana segar bisa dicairkan bila Indonesia menerima Program Penyesuaian
Struktural (SAP). SAP mensyaratkan pemerintah untuk melakukan perubahan
kebijakan yang bentuknya, antara lain:
1. Swastanisasi
(Privatisasi) BUMN dan lembaga-lembaga pendidikan.
2. Deregulasi dan
pembukaan peluang bagi investor asing untuk memasuki semua sektor.
3. Pengurangan subsidi
kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti:beras, listrik, pupuk dan rokok
4. Menaikkan tarif
telepon dan pos.
5.
Menaikkan harga bahan bakar (BBM).
Besarnya
jumlah hutang (yang terus bertambah) membuat pemerintah juga harus terus
mengalokasikan dana APBN untuk membayar hutng dan bunganya.
Ø Peranan Banak Dunia terhadap Perekonomian
yang ada diIndonesia
Seperti
yang kitahui sebelumnya diatas bahwa bank dunia keterkaitannya sangat erat
denganInternasional Monetary Fund atau yang kita kenal dengan IMF. Kenapa
demikian, karna seperti yang telah dijelaskan untuk menjadi anggota daripada
Bank Dunia itu harus menjadi bergabung terlebih dahulu dengan organisasi
keuangan IMF.
Perekonomian
Indonesia sebenarnya dalam pengaruh bank dunia dalam perekonomian Indonesia dimulai
sejak Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1998. Pada saat itu Indonesia
menandatangani nota kesepahaman dengan Dana Moneter Internasional (IMF) yang
secara langsung melibatkan pesanan bank dunia dalam pemulihan ekonomi Indonesia
dari krisis moneter. Jadi, untuk Indonesia keluar dari krisis ekonomi tahun
1998, Indonesia meminjam dana dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank
Dunia.
Di
Indonesia, fungsi IMF dan Bank Dunia berbeda . Organisasi keuangan IMF lebih
memfokuskan pada program umum stabilitasi ekonomi dan mencari pola makro policy
yang lebih sehat dan lebih baik. Dalam besaran dana yang diberikan kepada
Indonesia IMF memberikan pinjaman paling besar dibandingkan dengan pinjaman
yang diberikan oleh Bank Dunia.
Sementara
itu, peranan organisasi Bank Dunia di Indonesia ini lebih berfokus pada
perbaikan secara struktural, khususnya dalam sektor perbankan. Akan tetapi,
Dana Moneter Internasional (IMF) pun ikut mengambil andil dalam program ini. Di
Indonesia Bank Dunia ikut membantu mengembangkan sistem pengadilan perbankan.
Hal
ini dilakukan agar sistem ekonomi di Indonesia tidak mudah goyah akibat ulah
Bank yang tidak baik. kredit macet dan proyek-proyek yang merugikan ekonomi
Indonesia, seperti yang terjadi pada baru-baru ini seperti kasus dana talangan
atau bailout yang dikucurkan pemerintah untuk menyelamatkan Bank Century, kasus
wisma atlet dan kasus-kasus lainnya. IMF dalam hal perekonomian pun ikut atau
berperan serta selayaknya pengontrol dalam perekonomian yang ada di Indonesia.
Selain
itu, organisasi Bank Dunia pun lebih sering mengurusi kebijakan struktural
pemerintah Indonesia dan dalam sektor penting lainnya. Dalam hal ini, sektor
penting lainnya diantaranya sektor industri dan sektor perdagangan Indonesia
biasanya dilakukan deregulasi kebijakan dalam kedua sektor tersebut. Dengan
kata lain, menyingkirkan rintangan yang menghalangi produktivitas sektor-sektor
tersebut.
Kedua
organisasi keuangan internasional ini memiliki tugasnya masing-masing dalam
perekonomian Indonesia. Dalam hal ini organisasi keuangan Bank Dunia mengurus
bank pemerintah, sedangkan IMF mengurusi bank-bank swasta yang ada di
Indonesia.
Namun,
peranan organisasi keuangan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam
ekonomi Indonesia ini terkadang berbenturan dengan kebijakan yang diambil oleh
pemerintah Indonesia.
Ø Dampak yang Ditimbulkan dengan
adanya Peranan Bank Dunia terhadap Perekonomian yang ada di Indonesia
Indonesia
merupakan negara yang tergabung dalam anggota Bank Dunia dan IMF. Hingga saat
ini walaupun negara Indonesia telah banyak mendapat pinjaman baik itu dari Bank
Dunia maupun IMF yang pinjaman tersebut digunakan untuk menstabilkan
perekonomian di Indonesia yang tidak ada henti-hentinya perekonomian Indonesia
tidak pernah terlepas dari masalah.
Meskipun
Bank Dunia dan IMF sampai saat ini masih beroperasi di Indonesia, angka
kemiskinan di Indonesia masih tetap tinggi. Bahkan dengan Indonesia menerima
Pinjaman baik dari Bank Dunia maupun IMF, Indonesia dijerat dengan kerugian
hutang yang terus bertambah tinggi. Dalam hal ini Indonesia mengalami kerugian
baik dari bidang ekonomi maupun didalam rana politik.
Adapun
kerugian bidang ekonomi yang ditimbulkan akibat dari pinjaman Bank Dunia dan
IMF, yakni meliputi :
·
Indonesia kehilangan hasil dari
pengilangan minyak dan penambangan mineral (karena diberikan untuk membayar
hutang dan karena proses pengilangan dan penambangan itu dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan transnational partner Bank Dunia).
·
Jebakan hutang yang semakin membesar,
karena mayoritas hutang diberikan dengan konsesi pembebasan pajak bagi
perusahaan-perusahaan AS dan negara donor lainnya.
·
Hutang yang diberikan akhirnya kembali
dinikmati negara donor karena Indonesia harus membayar “biaya konsultasi”
kepada para pakar asing, yang sebenarnya bisa dilakukan oleh para ahli
Indonesia sendiri.
·
Hutang juga dipakai untuk membiayai
penelitian-penelitian yang tidak bermanfaat bagi Indonesia melalui
kerjasama-kerjasama dengan lembaga penelitian dan universitas-universitas.
·
Bahkan, sebagian hutang dipakai untuk
membangun infrastuktur demi kepentingan perusahaan-perusahaan asing, seperti
membangun fasilitas pengeboran di ladang minyak Caltex atau Exxon Mobil.
Pembangunan infrastruktur itu dilakukan bukan di bawah kontrol pemerintah
Indonesia, tetapi langsung dilakukan oleh Caltex dan Exxon.
Dan
adapun kerugian yang diderita negara Indonesia di bidang politik dalam pijaman
Bank Dunia dan IMF, yaitu sebagai berikut :
·
Keterikatan pada hutang membuat pemerintah
menjadi sangat bergantung kepada Bank Dunia dan mempengaruhi
keputusan-keputusan politik yang dibuat
pemerintah. Pemerintah harus berkali-kali membuat reformasi hukum yang sesuai
dengan kepentingan Bank Dunia.
Hal
ini juga diungkapkan ekonom Rizal Ramli (2009), ”Lembaga-lembaga keuangan
internasional, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, dan sebagainya dalam memberikan
pinjaman, biasanya memesan dan menuntut UU ataupun peraturan pemerintah negara
yang menerima pinjaman, tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga di bidang
sosial. Misalnya, pinjaman sebesar 300 juta dolar AS dari ADB yang ditukar
dengan UU Privatisasi BUMN, sejalan dengan kebijakan Neoliberal. UU Migas
ditukar dengan pinjaman 400 juta dolar AS dari Bank Dunia.”
Cara
kerja Bank Dunia (dan lembaga-lembaga donor lainnya) dalam menyeret Indonesia
(dan negara-negara berkembang lain) ke dalam jebakan hutang, diceritakan secara
detil oleh John Perkins dalam bukunya, “Economic Hit Men”. Perkins adalah
mantan konsultan keuangan yang bekerja pada perusahaan bernama Chas T. Main,
yaitu perusahaan konsultan teknik. Perusahaan ini memberikan konsultasi
pembangunan proyek-proyek insfrastruktur di negara-negara berkembang yang
dananya berasal dari hutang kepada Bank Dunia, IMF dan lain-lain.
Kesimpulan
Walaupun
terjadi tumpuan bagi negara-negara miskin yang membutuhkan pinjaman dana untuk
pembangunan, Bank Dunia pun sering mendapatkan kritikan dari organisasi yang
menanamkan dirinya Antiglobalisasi. Organisasi penentang Bank Dunia ini
menganggap Bank Dunia merupakan bentuk Neokolonialisasi terhadap negara-negara
peminjam dana dari Bank Dunia. Hal ini dikarenakan Bank Dunia cenderung
melemahkan kedaulatan negara peminjam dana dengan cara liberalisasi ekonomi.
Selain
itu, Bank Dunia dikritik keras karena Bank Dunia cenderung dalam genggaman
negara-negara tertentu, terutama negara Amerika Serikat. Oleh karena itu
negara-negara Adikuasa dan negara lain yang berpengaruhlah yang mendapatkan
manfaat dari organisasi Bank Dunia ini.
Kritik
lainnya terhadap kinerja Bank Dunia adalah Bank Dunia menerapkan
prinsip-prinsip neoliberalisme dalam operasionalnya. Neoliberalisme yang
diterapkan Bank Dunia ini beranggapan bahwa sistem ekonomi pasar bebas akan
membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi negara yang mempraktikkan sistem
pasar bebas ini.
Dalam
kacamata pasar bebas atau Neoliberalisme, organisasi keuangan internasional
Bank Dunia cenderung memasukkan perusahaan-perusahaan asing untuk mengembangkan
ekonomi suatu negara daripada mengembangkan potensi ekonomi lokasi megara yang
bersangkutan.
Dipihak
lain, kaum liberalis mengkritik organisasi Bank Dunia karena, Bank Dunia hanya
berperan sebagai organisasi politik murni, bukan organisasi ekonomi murni.
Dalam hal ini, kaum liberal menilai Bank Dunia sebagai alat negara-negara
tertentu untuk memonopoli ekonomi Internasional.
Dalam
hal ini, organisasi Bank Dunia bekerja untuk menutupi kelemahan-kelemahan
kebijakan diterapkan oleh negara tersebut. Dalam prospektif ini, Bank Dunia
mengambil tanggung jawab liberal dan tidak membiarkan negara pada tempatnya.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan Bank Dunia bukan tanpa kontroversi
dan dampak negatif. Kemelut utang tak berujung yang meliputi berbagai negara
peminjam seringkali justru menjadi “bumerang”. Ahli-ahli mengatasi masalah
perekonomian dalam negeri, seringkali dana pinjaman dari Bank Dunia justru
seperti menumpuk masalah di tahun-tahun mendatang yang suatu saat cepat atau
lambat akan overload. Apalagi banyak ahli ekonomi dari negara-negara peminjam
(yang biasanya berdiri di luar pemerintahannya) berkomentar miring dan justru
menuding Bank Dunia yang telah menganjurkan kebijakan ekonomi yang menyesatkan
dan tidak menyelesaikan masalah. Salah satu penyebabnya adalah aliran uang
pinjaman yang masuk seringkali justru kembali lagi ke negara-negara donor,
sehingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi negara peminjam.
Bagi
Indonesia sendiri, peran Bank Dunia mulai tampak jelas. Hingga saat ini,
Indonesia masih menjadi salah satu negara yang dipercaya oleh Bank Dunia untuk
meminjam dana untuk berbagai keperluan, terutama untuk pembangunan
infrastruktur, pendidikan, pelayanan publik, pertanian dan lingkungan hidup.
Namun
demikian, sama seperti banyak negara peminjam lainnya, hal ini justru dapat
membahayakan perekonomian dalam negeri di masa mendatang jika peminjaman yang
dilakukan tidak efisien, tidak bermanfaat, dan juga boros dalam penggunaannya.
Bagaimanapun, utang tersebut beserta bunganya dapat terus menumpuk hingga
Indonesia tak mampu lagi membayarnya jika dibiarkan dilakukan terus menerus
tanpa upaya pengurangan utang yang sistematis.
Aliran
uang pinjaman yang masuk seharusnya dapat dikendalikan, sehingga tidak hanya
menguntungkan dan menambah kekayaan segelintir orang, tetapi juga dapat
benar-benar menggerakkan perekonomian nasional, baik secara analisis makro
maupun mikro. Karena bagaimanapun, kemandirian dibentuk dan dilakukan oleh kita
sendiri. Dana pinjaman hanyalah sarana seperti sebuah pedang, jika kita ahli
menggunakannya maka akan menjadikan kita kuat dan sejajar dengan negara
manapun, namun jika kita tidak hati-hati menggunakannya, justru dapat “melukai”
bahkan “membunuh” kita sendiri, cepat ataupun lambat.
Daftar Pustaka
Halwani,
H. 2005. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi (Edisi Kedua). Penerbit
Ghalia Indonesia, Bogor.
Hutagalung,
Jannes. 2009. Peran Bank Dunia dan IMF dalam Perekonomian Indonesia Dulu dan
Sekarang. Di dalam: Abimanyu, A. dan A. Megantara. 2009. Era Baru Kebijakan
Fiskal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. PT Kompas Media Nusantara,
Jakarta.
http://dinasulaeman.wordpress.com/2009/12/30/peran-bank-dunia-dalam-kemunduran-perekonomian-indonesia/
http://www.anneahira.com/bank-dunia.htm
Kasmir.
(2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sihombing, D.
(2012). Modul Kuliah : Lembaga Keuangan
Bank dan Non Bank. Medan.