1. Efisiensi alokatif : suatu situasi perekonomian dimana tidak ada lagi usaha reorganisasi atau perdagangan yg dpt memakmurkan 1 individu tertentu tanpa mengurangi utilitas atau kepuasan individu lain.
2. Arbitrase : spekulasi tanpa resiko.
3. Asset (harta atau aktiva) : milik berupa barang berwujud serta hak tax berwujud yang mempunyai nilai ekonomi.
4. Anggaran berimbang : suatu anggaran yg disusun sedemikian rupa sehingga total belanja sama dengan total penerimaan.
5. Anggaran pemerintah : laporan anggaran pemerintah yg mengemukakan rencana belanja dan penerimannya selama suatu periode tertentu.
6. Bank komersial : sebuah lembaga perantara keuangan yg fungsi utamanya adalah menerima simpanan giro.
7. Deficit anggaran : berlaku dipemerintahan , kelebihan total belanja dari total penerimaan.
8. Garis anggaran : garis disuatu grafik yg sumbu – sumbunya menggambarkan kombinasi barang yg bisa dibeli oleh konsumen menurut pendpatan.
9. Ekstensifikasi modal : tingkat pertumbuhan jumlah modal riil yg tepat sama dengan pertambahan angkatan kerja .
10. Intensifikasi modal : tingkat pertumbuhan persediaan modal riil yg lebih disbanding pertambahan total angkatan kerja.
11. Bank sentral : badan atau instansi pemerintah yg bertanggung jawab terhadap pengendalian peredran uang dan kondisi perkreditan nasional.
12. Barang komplementer : dua barang yang saling melengkapi.
13. Bunga majemuk : bunga yg dihitung juga dari bunga lalu.
14. Fungsi konsumsi : skedul yg mengaitkan jumlah konsumsi dengan pendapatan yg dapat dibelanjakan.
15. Ekuilibrium koperatif: hasil yg dicapai oleh kedua partisipan ketika mereka bertindak serempak
16. Biaya rata – rata : jumlah biaya dibagi dengan kuantitas barang yg dihasilkan.
17. Biaya tetap rata – rata : biaya tetap dibagi oleh oleh jumlah unit yg diproduksi.
18. Biaya variabel rata – rata : jumlah biaya variabel dibagi dengan kuantitas produk yg dihasilkan.
19. Biaya tetap : biaya yg tetap harus dikeluarkan perusahaan meskipun output yg dihasilkan 0.
20. Biaya marjinal : tambahan dalam jumlah biaya yg diperlukan untuk menghasilkan 1 tambahan unit output.
21. Biaya minimum : biaya per unit terendah yg mungkin dicapai.
22. Inflasi desakan biaya : inflasi yg bersumber pada sisi penawaran dari pasar akibat peningkatan tajam dalam biaya.
23. Biaya total : jumlah biaya minimum pada suatu tingkatan teknologi dan serangkain harga input.
24. Biaya variabel : biaya yg bervariasi menurut tingkat output.
25. Elastisitas silang : ukuran sejauh mana permintaan akan suatu barang konsumsi atau input dipengaruhi bukan oleh harganya sendiri tetapi oleh harga barang lain.
26. Anggaran actual : jumlah anggaran yang dicatat pada tahun tertentu.
27. Anggaran structural : terjadi pada saat perekonomian beroperasi pada output potensial.
28. Anggaran siklikal : yang mengukur efek dari siklus bisnis terhadap anggaran.
29. Debit : istilah akuntansi untuk menjelaskan pertambahan dalam aktiva atau pengurangan dalam pasiva.
30. Deficit anggaran belanja : belanja pemerintah untuk barang, jasa, dan pembayaran transfer yg melebihi penerimannya dari pajak dan dan sumber pendapatan .
31. Deflasi : penurunan tingkat harga secara umum.
32. Inflasi tarikan permintaan : inflasi harga yg diakibatkan oleh kelebihan permintaan dari persediaan barang yang ada.
33. Demografi : studi mengenai perilaku populasi.
34. Depresiasi, penyusutan aktiva : penurunan nilai suatu aktiva.
35. Depresiasi mata uang : mata uang sebuah Negara dikatakan didepresiasi apabila nilainya menurun dibandingkan dengan mata uang lainnya.
36. Apresiasi : terjadi apabila kurs valuta asing dari suatu mata uang meningkat.
37. Depresi : periode berkepanjangan dimana tingkat pengangguran sangat tinggi, tingkat output dan investasi yg rendah , penurunan harga dan kegagalan usaha secara luas.
38. Devaluasi : penurunan nilai resmi mata uang suatu Negara disbanding mata uang lainnya atau disbanding emas.
39. Hukum utilitas marjinal yg makin berkurang : hukum yg mengatakan bahwa semakin banyak sebuah komoditi dikonsumsi.
40. Diskonto pendapatan masa depan : proses konversi pendapatan masa depan kenilai sekrang yg ekuivalen.
41. Diskriminasi : prbedaan pendapatan yg diakibatkan oleh sifat pribadi yg tidak berhubungan dengan pekerjaan.
42. Disekuilibrium : keadaan perekonomian yang sedang tidak berada pada keadaan.
43. Disinflasi : proses penurunan tingkat inflasi yang tinggi.
44. Distribusi : pendisribusian jumlah output pada perorangan atau factor – factor produsi.
45. Barang tahan lama : peralatan atau mesin yang biasanya diperkirakan berumur lebih dari 3 tahun.
46. Ekonometrika : cabang ekonomi yg menggunakan metode statistic untuk mengukur dan mengestimisasi hubungan ekonoi kuantitatif.
47. Barang ekonomi : barang yang relative langka disbanding dengan jumlah permintaan akan barang tersebut.
48. Efisiensi : penggunaan sumber daya ekonomi yg menghasilkan tingkat kepuasan
maksimum yg muingkin pada input tertentu.
49. Elastisitas : menggambarkan reaksi suatu variabel terhadap perubahan variabel.
50. Ekuilibrium : keadaan dimana kesatuan ekonomi berada pada keadaan seimbang , atau kekuatan – kekuatan yg mempengaruhi kesatuan itu sedang seimbang.
51. Harapan atau ekspektasi: pandangan mengenai variabel yg belum pasti seperti suku bunga dan harga atau pajak.
52. Eksternalitas disekonomis : tindakan perusahaan yg menimbulkan beban pada pihak lain yg tidak dikompensasi.
53. Eksternalitas ekonomis : situasi dimana produksi dan konsumsi yg dilakukan seseorang memberikan kegunaan positif.
54. Eksternalitas : aktivitas yg menimbulkan pengaruh buruk atau baik kepada pihak lain, tanpa pihak lain itu dibayar atau membayar untuk aktivitas tersebut.
55. Factor produksi : input yg bersifat produktif seperti mesin , peralatan , tenaga kerja, dan tanah.
56. Kekeliruan komposisi : kekeliruan dari anggapan bahwa apa yang berlaku bagi perorangan akan berlaku juga pd kelompok atau keseluruhan system.
57. Barang jadi : barang yg dihasilkan untuk dipakai, jadi bukan untuk menghasilkan barang lainnya.
58. Bauran kebijakan fiscal dan moneter : kombinasi kebijakan fiscal dan moneter yg dipergunakan untuk mempengaruho aktivitas makroekonomi.
59. Kebijakan fiscal : program pemerintah menyangkut pembelian barang dan jasa serta pengeluaran untuk pembayaran transfer.
60. Barang bebas : barang – barang yg tidak termasuk dalam barang ekonomi.
61. Ekuilibrium umum: keadaan ekuilibrium bagi perekonomian secara keseluruhan adalah dimana keadaan harga barang dan jasa sedemikian rupa sehingga keseluruhan pasar.
62. GNP nominal : nilai dari seluruh jasa dan barang jadi yg diproduksi dalam kurun waktu tertentu oleh suatu Negara pada pasar.
63. GNP riil : gnp nominal yg telah dikoreksi dengan factor inflasi, yaitu gnp nominal / deflator gnp.
64. Akuntansi pertumbuhan : teknik mengestimisasi konstribusi berbagai factor pada pertumbuhan ekonomi.
65. Insiden : pemikulan beban pajak yg terakhir (sebagai kebalikan dari siapa yg seharusnya membayar menurut undang – undang).
66. Elastisitas pendapatan pada permintaan : permintaan akan suatu barang tidak saja dipengaruhi oleh harga barang tetapi juga oleh pendapatan konsumen.
67. Ikhtisar rugi / laba : laporan aktifitas usaha suatu perusahaan untuk suatu perusahaan dan untuk suatu periode tertentu.
68. Indeksasi : mekanisme penyesuaian upah , harga dan kontrak secara sebagian ataupun keseluruhan, untuk menyeimbangi perubahan tingkat harga umum.
69. Industry : sekelompok perusahaan yg memproduksi produk yg sma atau identik.
70. Barang inferior : jenis barang yg konsumsinya akan menurun dengan meningkat nya pendapatan seseorang.
71. Inflasi : persentase kenaikan tahunan dalam tingkat harga umum yg diukur berdasarkan indeks harga konsumen atau indeks harga lainnya.
72. Hiperinflasi : tingkat inflasi yg sangat parah (1jt, 1000, bahkan 1 milyar persen pertahun).
73. Inflasi ganas : tingkat inflasi antara 50,100,sampai 200an persen pertahun.
74. Inflasi moderat : kenaikan tingkat harga yg tidak terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan hrga relative.
75. Investasi : aktifitas ekonomi yg mengorbankan konsumsi pada hari ini untuk meningkatkan output dimasa depan..
76. Investasi netto : nilai jumlah investasi setelah memperhitungkan cadangan untuk penyusutan.
77. Intervensi : aktifitas pemerintah dalam membeli dan menjual mata uangnya dalam pasar valuta asing untuk mempengaruhi kurs mata uangnya.
78. Barang antara : jenis barang yg telah menjalani sebagian proses pengolahan dan belum mencapai tahap akhir sebagai barang jadi.
79. Bunga : pendapatan yg dibayarkan kepada mereka yg meminjamkan uang.
80. Integrasi vertical : penggabungan dua atau lebih tahapan proses dalam satu perusahaan.
81. Integrasi horizontal : penggabungan beberapa unit yg bekerja pada suatu tahapan yg sama dalam satu perusahaan.
82. Inovasi : istilah yg dikaitkan dengan joseph Schumpeter yg mengartikan sebagai : membawa produk yg sm sekali baru atau berbeda kepasar.
83. Hukum besi dari upah : teori ekonomi marxisme menyatakan bahwa ada suatu .
kecenderungan yg tax terlelakan dalam system kapitalisme untuk menekan upah kebawah sampai tingkat yg hanya cukup untuk sekedar hidup saja.
84. Angkatan kerja : penduduk yg berumur 16 tahun keatas yg telah bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
85. Alat tukar yg sah : uang yg menurut hukum ditetapkan harus dapat diterima sebagai pembayaran utang – utang.
86. Jangka panjang : menggambarkan periode ketika perusahaan bebas masuk atau keluar dari suatu industry dan mengubah jumlah / saham modal.
87. Ilmu makroekonomi : membahas tentang perilaku perekonomian secara keseluruhan , termasuk hasil produksi , pendapatan , harga dan penggangguran.
88. Dasar moneter : utang moneter neto pemerintah yg ada di masyarakat.
89. Dana uang : instrument keuangan jangka pendek yg amat likuid yg dimliki oleh investor dimana suku bunganya tidax diatur.
90. Akuntansi pendapatan dan produk nasional : serangkaian perkiraan yg menyatakan pembelanjaan , pendapatan dan hasil produksi suatu Negara untuk satu jangka waktu.
91. Ekuilibrium nash : terdapat pada teori permainan yg mengacu pada satu set srategi bermain. Dimana tidak ada pemain yg dapat memperbaiki nilai hasilnya.
92. Dana likid : harta keuangan yg bebas resiko dan langsung dapat dikonversi menjadi uang.
93. Ekspor neto : nilai ekspor barang dan jasa dikurangi nilai impor barang dan jasa.
94. Biaya oportunitas : nilai dari kesempatan penggunaan suatu barang ekonomi berikutnya , atau nilai dari alternative yg dikorbankan..
95. Analisis ekuilibrium parsial : analisis yg mengkonsentrasikan pada pengaruh perubahan dalam masing – masing pasar.
96. Hak paten : hak eksklusif yg diberikan kepada seorang penemu untuk mengawasi dan menikmati penggunaan temuannya selama 17tahun.
97. Elastisitas harga atas permintaan : ukuran kadar sejauh mana kuantitas yg diminta pembeli bereaksi terhadap perubahan harga.
98. Elastisitas harga dari permintaan yg elastic atau pemintaan elastic : situasi apabila elastisitas permintaan lebih dari nilai satu.
99. GNP potensial : tingkat gnp maksimum yg dapat dipertahankan pada suatu tingkat teknologi dan populasi tertentu.
100. Elastisitas harga atas penawaran : konsepsinya mirip elastisitas harga atas permintaan kecuali yg diukur adalah reaksi penawaran dari perubahan harga.
101. Disposable income (pndpatan bebas ) : pendapatan yg sudah siap untuk dibelanjakan.
102. Fleksibilitas harga : perilaku harga dalam pasar “lelang” dimana harga langsung bergerak keatas atau kebawah setiap kali ada perubahan.
103. Indeks harga : angka indeks yg menggambarkan perubahan harga rata – rata sekelompok barang dalam satu kurun waktu.
104. Elastisitas harga dari permintaan yg inelastic atau permintaan yg inelastic : situasi apabila nilai elastisitas permintaan lebih kecil dari satu.
105. Indeks harga produsen : indeks harga dari barang grosiran seperti baja , gandum dan minyak.
106. Difrensiasi produk : adanya karakteristik khusus yg mengakibatkan barang – barang yg sebenarnya sama jadi tidak bisa sepenuhnya merupakan subsitusi satu dengan yg lainnya.
107. Fungsi produksi : fungsi matematis yg menyatakan berapa jumlah output maksimum yg dapat dicapai dengan suatu unit input dan teknologi tertentu.
108. Barang public : suatu komoditi yg manfaatnya menyebar keseluruh masyarakat, tanpa melihat apakah individu tertentu ingin atau tidak ingin mengkonsumsi barang tersebut.
109. Harapan rasional : bagian atas pandangan tentang perekonomian yg dianut oleh para pelopor ilmu makroekonomi harapan rasional.
110. Cadangan bank : bagian atas simpanan masyarakat di bank yg harus disimpan di khasanah atau dibank sentral tanpa menerima bunga.
111. Cadangan rasional : menyelesaikan kesulitan likuiditas luar negeri atau neraca pambayaran luar Negara .
112. Alokasi sumber daya : cara suatu perekonomian mengalokasikan sumber dayanya diantara berbagai pemanfaatan potensial untuk menghasilkan barang jadi.
113. Hasil terhadap skala: tingkat kenaikan output karena kenaikan semua input secara bersama – sama.
114. Hasil terhadap skala yg konstan : semua input dilipatkan duakali dan output juga berlipat dua.
115. Hasil terhadap skala yg menurun : jika output meningkat lebih atas dua kali,prosesnya adalah teknologi dengan hasil terhadap skala yg meningkat.
116. Fungsi tabungan : skedul atau table yg memperlihatkan jumlah tabungan yg bersedia ditabung oleh rumah tangga atau Negara, pada setiap tingkat pendapatan.
117. Hukum say ttg pasar : menyatakan bahwa penawaran akan menciptakan sendiri permintaannya.
118. Hukum kelangkaan : prinsip bahwa sebagian besar barang yg diinginkan orang hanya tersedia dalam jumlah yg terbatas.
119. Jangka pendek : kurun waktu dimana semua factor tidak dapat menyesuaikan diri secar penuh terhadap perubahan.
120. Gerakan pajak tunggal : gerakan di abad XIX yg dipelopori oleh Henry George yg beranggapan bahwa berkelanjutan kemiskinan ditengah kemajuan ekonomi yg mantap.
121. Efek subsitusi perubahan harga : konsumen untuk mengkonsumsi lebih banyak brang jika harga ny turun, dan mengurangi konsumsinya bila harganya naik.
122. Interaksi strategis : situasi pada pasar oligopolistic dimana strategi bisnis setiap perusahaan tergantung pada rencana lawannya.
123. Apa, Bagaimana dan untuk siapa : apa adalah masalah mengenai berapa banyaknya tiap barang dan jasa yg akan dihasilkan dengan persediaan sumber daya, Bagaimana: menyangkut masalah pemilihan teknik yaitu kombinasi dari input melalui mana barang akan dihasilkan, Untuk siapa : ttg distribusi barang konsumsi diantara warga masyarakat bersangkutan.
124. Ekonomi kesejahteraan : analisis normative system ekonomi, yaitu studi mengenai apa yg salah atau benar mengenai berfungsinya perekonomian .
125. Garis batas kemungkinan utilitas : grafik yg melukiskan utilitas atau kepuasan dari dua konsumen yg masing – masing diukur pada setiap sumbu.
126. Elastisitas permintaan uniter : situasi diantara permintaan yg elastic dan permintaan yg tidak elastic dimana elastisitas harga bernilai 1
127. Hambatan perdagangan : sarana proteksi yg digunakan pemerintah untuk mencegah impor.
128. Deposito berjangka : dana yg disimpan dibank dan hanya dapat ditarik kembali setelah suatu jangka waktu tertentu.
129. Ilmu ekonomi sisi penawaran : pandangan yg menekankan perlunya kebijakan yg akan mempengaruhi penawaran agregat atau output potensial.
130. Ilmu ekonomi deskriptif : ilmu yg memaparkan gambaran fakta – fakta ttg kehidupan ekonomi
131. Ilmu ekonomi terapan : ilmu ekonomi yg membahas penerapan teori ekonomi dalam kehidupan nyata.
132. Ilmu ekonomi teori : ilmu ekonomi yg membahas gejala – gejala yg timbal akibat dari perbuatan manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.
133. Benda konsumsi : benda yg dapat dipakai atau digunakan secara langsung.
134. Benda produksi : benda yang berfungsi menghasilkan benda lain.
135. Element utility : benda itu berguna karena ada unsure didalamnya.
136. Form utility : benda akan berguna apabila adanya perubahan bentuk.
137. Ilmu ekonomi : ilmu yg mempelajari daya upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan.
138. Benda komplementer : benda yg pemakainnya dapat saling melengkapi.
139. Distribusi : semua kegiatan yg ditunjukan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
140. Agen : perantara perdagangan yg nama perusahaan menjualkan barangnya didaerah tertentu.
141. Bursa efek : tempat diperjual belikan efek –efek atau tempat bertemunya pihak yg menawarkan dan pihak yg memerlukan dana jangka panjang.
142. Efek : surat bukti utang jangka panjang (oligasi) surat tanda penyertaan modal (saham),sekuritas kredit, dan surat berharga lainnya.
143. Bursa komoditas : tempat dipamerkannya contoh barang – barang produksi yg diperjualbelikan.
144. Bursa valuta asing : suatu tempat kegiatan usaha yg memperdagangkan berbagai jenis mata uang asing seperti bank – bank devisa dan money changer.
145. Barter : cara perdagangan dimana barang ditukar dengan barang.
146. Inflasi dorongan permintaan : kelebihan permintaan efektif atas barang dan jasa.
147. Inflasi dorongan biaya : kenaikan biaya produksi.
148. Imported inflation : inflasi yg timbul karena adanya inflasi diluar negeri yg mengakibatkan naiknya hrga barang didalam negeri.
149. Apresiasi : naiknya mata uang dalam negeri terhadap valuta asing dipasar valuta asing.
150. Bank : badan usaha yg menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kemabali kepada masyarakat.
151. Badan usaha : kesatuan yuridis ekonomis yg tujuannya mencari keuntungan.
152. Angka indeks : untuk mengetahui atau mengukur perubahan melalui perbandingan antara variabel dari waktu ke waktu.
153. Indeks harga : perbandingan relative antara hrga tahun tertentu dengan tahun dasar.
154. Indeks jumlah : perbandingan relative jumlah tahun tertentu dengan tahun dasar.
155. Indeks nilai : perbandingan relative nilai tahun tertentu dengan nilai relative tahun dasar.
156. Indeks harga konsumen : perbandingan perubahan harga periode tertentu dengan harga periode dari komoditi yg diminta konsumen.
157. Indeks harga perdagangan besar : angka yg menunjukan perubahn yg terjadi pada harga pembelian barang oleh pedagang besar.
158. Indeks paritas : indeks harga yg berhubungan dengan penetapan harga dasar barang – barang hasil pertanian.
159. Analisis deret waktu : hasil observasi yg diatur dan didapat menurut ukuran kronologis waktu.
160. Barang : segala macam barang atau jasa yang dapat memuaskan keinginan material.
161. Biaya kesempatan : jumlah barang atau barang – barang yg harus dikorbankan untuk mendapatkan satu unit barang lain.
162. Ekonomi positif : studi tentang apa (teori ekonomi).
163. Ekonomi normative : studi tentang apa yang seharusnya (politik ekonomi).
164. Ceteris paribus : sebuah kondsi artificial yg diangkat oleh para ahli ekonomi untuk,secara terpisah, mengamati hubungan antara dua variabel ekonomi.
165. Inventaris : stok barang yg dimiliki oleh perusahaan, dan perubahan inventaris dihitung sebagai pebgeluaran investasi.
166. APC (rata – rata kecenderungan untuk konsumsi) : rasio pengeluaran konsumsi terhadap pendapatan
167. APS (rata – rata kecenderungan untuk menabung) : rasio tabungan perorangan terhadap pendapatan.
168. GNP potensial : sebuah perhitungan gnp yg dapat dicapai dengan toleransi angka penggangguran sekitar 3% hingga 9%.
169. Discount rate : suku bunga bank sentral sebagai ongkos bank untuk meminjam cadangan.
170. Anggaran deficit : perbedaan antara pengeluaran pemerintah dengan penerimaan pajak.
2. Arbitrase : spekulasi tanpa resiko.
3. Asset (harta atau aktiva) : milik berupa barang berwujud serta hak tax berwujud yang mempunyai nilai ekonomi.
4. Anggaran berimbang : suatu anggaran yg disusun sedemikian rupa sehingga total belanja sama dengan total penerimaan.
5. Anggaran pemerintah : laporan anggaran pemerintah yg mengemukakan rencana belanja dan penerimannya selama suatu periode tertentu.
6. Bank komersial : sebuah lembaga perantara keuangan yg fungsi utamanya adalah menerima simpanan giro.
7. Deficit anggaran : berlaku dipemerintahan , kelebihan total belanja dari total penerimaan.
8. Garis anggaran : garis disuatu grafik yg sumbu – sumbunya menggambarkan kombinasi barang yg bisa dibeli oleh konsumen menurut pendpatan.
9. Ekstensifikasi modal : tingkat pertumbuhan jumlah modal riil yg tepat sama dengan pertambahan angkatan kerja .
10. Intensifikasi modal : tingkat pertumbuhan persediaan modal riil yg lebih disbanding pertambahan total angkatan kerja.
11. Bank sentral : badan atau instansi pemerintah yg bertanggung jawab terhadap pengendalian peredran uang dan kondisi perkreditan nasional.
12. Barang komplementer : dua barang yang saling melengkapi.
13. Bunga majemuk : bunga yg dihitung juga dari bunga lalu.
14. Fungsi konsumsi : skedul yg mengaitkan jumlah konsumsi dengan pendapatan yg dapat dibelanjakan.
15. Ekuilibrium koperatif: hasil yg dicapai oleh kedua partisipan ketika mereka bertindak serempak
16. Biaya rata – rata : jumlah biaya dibagi dengan kuantitas barang yg dihasilkan.
17. Biaya tetap rata – rata : biaya tetap dibagi oleh oleh jumlah unit yg diproduksi.
18. Biaya variabel rata – rata : jumlah biaya variabel dibagi dengan kuantitas produk yg dihasilkan.
19. Biaya tetap : biaya yg tetap harus dikeluarkan perusahaan meskipun output yg dihasilkan 0.
20. Biaya marjinal : tambahan dalam jumlah biaya yg diperlukan untuk menghasilkan 1 tambahan unit output.
21. Biaya minimum : biaya per unit terendah yg mungkin dicapai.
22. Inflasi desakan biaya : inflasi yg bersumber pada sisi penawaran dari pasar akibat peningkatan tajam dalam biaya.
23. Biaya total : jumlah biaya minimum pada suatu tingkatan teknologi dan serangkain harga input.
24. Biaya variabel : biaya yg bervariasi menurut tingkat output.
25. Elastisitas silang : ukuran sejauh mana permintaan akan suatu barang konsumsi atau input dipengaruhi bukan oleh harganya sendiri tetapi oleh harga barang lain.
26. Anggaran actual : jumlah anggaran yang dicatat pada tahun tertentu.
27. Anggaran structural : terjadi pada saat perekonomian beroperasi pada output potensial.
28. Anggaran siklikal : yang mengukur efek dari siklus bisnis terhadap anggaran.
29. Debit : istilah akuntansi untuk menjelaskan pertambahan dalam aktiva atau pengurangan dalam pasiva.
30. Deficit anggaran belanja : belanja pemerintah untuk barang, jasa, dan pembayaran transfer yg melebihi penerimannya dari pajak dan dan sumber pendapatan .
31. Deflasi : penurunan tingkat harga secara umum.
32. Inflasi tarikan permintaan : inflasi harga yg diakibatkan oleh kelebihan permintaan dari persediaan barang yang ada.
33. Demografi : studi mengenai perilaku populasi.
34. Depresiasi, penyusutan aktiva : penurunan nilai suatu aktiva.
35. Depresiasi mata uang : mata uang sebuah Negara dikatakan didepresiasi apabila nilainya menurun dibandingkan dengan mata uang lainnya.
36. Apresiasi : terjadi apabila kurs valuta asing dari suatu mata uang meningkat.
37. Depresi : periode berkepanjangan dimana tingkat pengangguran sangat tinggi, tingkat output dan investasi yg rendah , penurunan harga dan kegagalan usaha secara luas.
38. Devaluasi : penurunan nilai resmi mata uang suatu Negara disbanding mata uang lainnya atau disbanding emas.
39. Hukum utilitas marjinal yg makin berkurang : hukum yg mengatakan bahwa semakin banyak sebuah komoditi dikonsumsi.
40. Diskonto pendapatan masa depan : proses konversi pendapatan masa depan kenilai sekrang yg ekuivalen.
41. Diskriminasi : prbedaan pendapatan yg diakibatkan oleh sifat pribadi yg tidak berhubungan dengan pekerjaan.
42. Disekuilibrium : keadaan perekonomian yang sedang tidak berada pada keadaan.
43. Disinflasi : proses penurunan tingkat inflasi yang tinggi.
44. Distribusi : pendisribusian jumlah output pada perorangan atau factor – factor produsi.
45. Barang tahan lama : peralatan atau mesin yang biasanya diperkirakan berumur lebih dari 3 tahun.
46. Ekonometrika : cabang ekonomi yg menggunakan metode statistic untuk mengukur dan mengestimisasi hubungan ekonoi kuantitatif.
47. Barang ekonomi : barang yang relative langka disbanding dengan jumlah permintaan akan barang tersebut.
48. Efisiensi : penggunaan sumber daya ekonomi yg menghasilkan tingkat kepuasan
maksimum yg muingkin pada input tertentu.
49. Elastisitas : menggambarkan reaksi suatu variabel terhadap perubahan variabel.
50. Ekuilibrium : keadaan dimana kesatuan ekonomi berada pada keadaan seimbang , atau kekuatan – kekuatan yg mempengaruhi kesatuan itu sedang seimbang.
51. Harapan atau ekspektasi: pandangan mengenai variabel yg belum pasti seperti suku bunga dan harga atau pajak.
52. Eksternalitas disekonomis : tindakan perusahaan yg menimbulkan beban pada pihak lain yg tidak dikompensasi.
53. Eksternalitas ekonomis : situasi dimana produksi dan konsumsi yg dilakukan seseorang memberikan kegunaan positif.
54. Eksternalitas : aktivitas yg menimbulkan pengaruh buruk atau baik kepada pihak lain, tanpa pihak lain itu dibayar atau membayar untuk aktivitas tersebut.
55. Factor produksi : input yg bersifat produktif seperti mesin , peralatan , tenaga kerja, dan tanah.
56. Kekeliruan komposisi : kekeliruan dari anggapan bahwa apa yang berlaku bagi perorangan akan berlaku juga pd kelompok atau keseluruhan system.
57. Barang jadi : barang yg dihasilkan untuk dipakai, jadi bukan untuk menghasilkan barang lainnya.
58. Bauran kebijakan fiscal dan moneter : kombinasi kebijakan fiscal dan moneter yg dipergunakan untuk mempengaruho aktivitas makroekonomi.
59. Kebijakan fiscal : program pemerintah menyangkut pembelian barang dan jasa serta pengeluaran untuk pembayaran transfer.
60. Barang bebas : barang – barang yg tidak termasuk dalam barang ekonomi.
61. Ekuilibrium umum: keadaan ekuilibrium bagi perekonomian secara keseluruhan adalah dimana keadaan harga barang dan jasa sedemikian rupa sehingga keseluruhan pasar.
62. GNP nominal : nilai dari seluruh jasa dan barang jadi yg diproduksi dalam kurun waktu tertentu oleh suatu Negara pada pasar.
63. GNP riil : gnp nominal yg telah dikoreksi dengan factor inflasi, yaitu gnp nominal / deflator gnp.
64. Akuntansi pertumbuhan : teknik mengestimisasi konstribusi berbagai factor pada pertumbuhan ekonomi.
65. Insiden : pemikulan beban pajak yg terakhir (sebagai kebalikan dari siapa yg seharusnya membayar menurut undang – undang).
66. Elastisitas pendapatan pada permintaan : permintaan akan suatu barang tidak saja dipengaruhi oleh harga barang tetapi juga oleh pendapatan konsumen.
67. Ikhtisar rugi / laba : laporan aktifitas usaha suatu perusahaan untuk suatu perusahaan dan untuk suatu periode tertentu.
68. Indeksasi : mekanisme penyesuaian upah , harga dan kontrak secara sebagian ataupun keseluruhan, untuk menyeimbangi perubahan tingkat harga umum.
69. Industry : sekelompok perusahaan yg memproduksi produk yg sma atau identik.
70. Barang inferior : jenis barang yg konsumsinya akan menurun dengan meningkat nya pendapatan seseorang.
71. Inflasi : persentase kenaikan tahunan dalam tingkat harga umum yg diukur berdasarkan indeks harga konsumen atau indeks harga lainnya.
72. Hiperinflasi : tingkat inflasi yg sangat parah (1jt, 1000, bahkan 1 milyar persen pertahun).
73. Inflasi ganas : tingkat inflasi antara 50,100,sampai 200an persen pertahun.
74. Inflasi moderat : kenaikan tingkat harga yg tidak terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan hrga relative.
75. Investasi : aktifitas ekonomi yg mengorbankan konsumsi pada hari ini untuk meningkatkan output dimasa depan..
76. Investasi netto : nilai jumlah investasi setelah memperhitungkan cadangan untuk penyusutan.
77. Intervensi : aktifitas pemerintah dalam membeli dan menjual mata uangnya dalam pasar valuta asing untuk mempengaruhi kurs mata uangnya.
78. Barang antara : jenis barang yg telah menjalani sebagian proses pengolahan dan belum mencapai tahap akhir sebagai barang jadi.
79. Bunga : pendapatan yg dibayarkan kepada mereka yg meminjamkan uang.
80. Integrasi vertical : penggabungan dua atau lebih tahapan proses dalam satu perusahaan.
81. Integrasi horizontal : penggabungan beberapa unit yg bekerja pada suatu tahapan yg sama dalam satu perusahaan.
82. Inovasi : istilah yg dikaitkan dengan joseph Schumpeter yg mengartikan sebagai : membawa produk yg sm sekali baru atau berbeda kepasar.
83. Hukum besi dari upah : teori ekonomi marxisme menyatakan bahwa ada suatu .
kecenderungan yg tax terlelakan dalam system kapitalisme untuk menekan upah kebawah sampai tingkat yg hanya cukup untuk sekedar hidup saja.
84. Angkatan kerja : penduduk yg berumur 16 tahun keatas yg telah bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
85. Alat tukar yg sah : uang yg menurut hukum ditetapkan harus dapat diterima sebagai pembayaran utang – utang.
86. Jangka panjang : menggambarkan periode ketika perusahaan bebas masuk atau keluar dari suatu industry dan mengubah jumlah / saham modal.
87. Ilmu makroekonomi : membahas tentang perilaku perekonomian secara keseluruhan , termasuk hasil produksi , pendapatan , harga dan penggangguran.
88. Dasar moneter : utang moneter neto pemerintah yg ada di masyarakat.
89. Dana uang : instrument keuangan jangka pendek yg amat likuid yg dimliki oleh investor dimana suku bunganya tidax diatur.
90. Akuntansi pendapatan dan produk nasional : serangkaian perkiraan yg menyatakan pembelanjaan , pendapatan dan hasil produksi suatu Negara untuk satu jangka waktu.
91. Ekuilibrium nash : terdapat pada teori permainan yg mengacu pada satu set srategi bermain. Dimana tidak ada pemain yg dapat memperbaiki nilai hasilnya.
92. Dana likid : harta keuangan yg bebas resiko dan langsung dapat dikonversi menjadi uang.
93. Ekspor neto : nilai ekspor barang dan jasa dikurangi nilai impor barang dan jasa.
94. Biaya oportunitas : nilai dari kesempatan penggunaan suatu barang ekonomi berikutnya , atau nilai dari alternative yg dikorbankan..
95. Analisis ekuilibrium parsial : analisis yg mengkonsentrasikan pada pengaruh perubahan dalam masing – masing pasar.
96. Hak paten : hak eksklusif yg diberikan kepada seorang penemu untuk mengawasi dan menikmati penggunaan temuannya selama 17tahun.
97. Elastisitas harga atas permintaan : ukuran kadar sejauh mana kuantitas yg diminta pembeli bereaksi terhadap perubahan harga.
98. Elastisitas harga dari permintaan yg elastic atau pemintaan elastic : situasi apabila elastisitas permintaan lebih dari nilai satu.
99. GNP potensial : tingkat gnp maksimum yg dapat dipertahankan pada suatu tingkat teknologi dan populasi tertentu.
100. Elastisitas harga atas penawaran : konsepsinya mirip elastisitas harga atas permintaan kecuali yg diukur adalah reaksi penawaran dari perubahan harga.
101. Disposable income (pndpatan bebas ) : pendapatan yg sudah siap untuk dibelanjakan.
102. Fleksibilitas harga : perilaku harga dalam pasar “lelang” dimana harga langsung bergerak keatas atau kebawah setiap kali ada perubahan.
103. Indeks harga : angka indeks yg menggambarkan perubahan harga rata – rata sekelompok barang dalam satu kurun waktu.
104. Elastisitas harga dari permintaan yg inelastic atau permintaan yg inelastic : situasi apabila nilai elastisitas permintaan lebih kecil dari satu.
105. Indeks harga produsen : indeks harga dari barang grosiran seperti baja , gandum dan minyak.
106. Difrensiasi produk : adanya karakteristik khusus yg mengakibatkan barang – barang yg sebenarnya sama jadi tidak bisa sepenuhnya merupakan subsitusi satu dengan yg lainnya.
107. Fungsi produksi : fungsi matematis yg menyatakan berapa jumlah output maksimum yg dapat dicapai dengan suatu unit input dan teknologi tertentu.
108. Barang public : suatu komoditi yg manfaatnya menyebar keseluruh masyarakat, tanpa melihat apakah individu tertentu ingin atau tidak ingin mengkonsumsi barang tersebut.
109. Harapan rasional : bagian atas pandangan tentang perekonomian yg dianut oleh para pelopor ilmu makroekonomi harapan rasional.
110. Cadangan bank : bagian atas simpanan masyarakat di bank yg harus disimpan di khasanah atau dibank sentral tanpa menerima bunga.
111. Cadangan rasional : menyelesaikan kesulitan likuiditas luar negeri atau neraca pambayaran luar Negara .
112. Alokasi sumber daya : cara suatu perekonomian mengalokasikan sumber dayanya diantara berbagai pemanfaatan potensial untuk menghasilkan barang jadi.
113. Hasil terhadap skala: tingkat kenaikan output karena kenaikan semua input secara bersama – sama.
114. Hasil terhadap skala yg konstan : semua input dilipatkan duakali dan output juga berlipat dua.
115. Hasil terhadap skala yg menurun : jika output meningkat lebih atas dua kali,prosesnya adalah teknologi dengan hasil terhadap skala yg meningkat.
116. Fungsi tabungan : skedul atau table yg memperlihatkan jumlah tabungan yg bersedia ditabung oleh rumah tangga atau Negara, pada setiap tingkat pendapatan.
117. Hukum say ttg pasar : menyatakan bahwa penawaran akan menciptakan sendiri permintaannya.
118. Hukum kelangkaan : prinsip bahwa sebagian besar barang yg diinginkan orang hanya tersedia dalam jumlah yg terbatas.
119. Jangka pendek : kurun waktu dimana semua factor tidak dapat menyesuaikan diri secar penuh terhadap perubahan.
120. Gerakan pajak tunggal : gerakan di abad XIX yg dipelopori oleh Henry George yg beranggapan bahwa berkelanjutan kemiskinan ditengah kemajuan ekonomi yg mantap.
121. Efek subsitusi perubahan harga : konsumen untuk mengkonsumsi lebih banyak brang jika harga ny turun, dan mengurangi konsumsinya bila harganya naik.
122. Interaksi strategis : situasi pada pasar oligopolistic dimana strategi bisnis setiap perusahaan tergantung pada rencana lawannya.
123. Apa, Bagaimana dan untuk siapa : apa adalah masalah mengenai berapa banyaknya tiap barang dan jasa yg akan dihasilkan dengan persediaan sumber daya, Bagaimana: menyangkut masalah pemilihan teknik yaitu kombinasi dari input melalui mana barang akan dihasilkan, Untuk siapa : ttg distribusi barang konsumsi diantara warga masyarakat bersangkutan.
124. Ekonomi kesejahteraan : analisis normative system ekonomi, yaitu studi mengenai apa yg salah atau benar mengenai berfungsinya perekonomian .
125. Garis batas kemungkinan utilitas : grafik yg melukiskan utilitas atau kepuasan dari dua konsumen yg masing – masing diukur pada setiap sumbu.
126. Elastisitas permintaan uniter : situasi diantara permintaan yg elastic dan permintaan yg tidak elastic dimana elastisitas harga bernilai 1
127. Hambatan perdagangan : sarana proteksi yg digunakan pemerintah untuk mencegah impor.
128. Deposito berjangka : dana yg disimpan dibank dan hanya dapat ditarik kembali setelah suatu jangka waktu tertentu.
129. Ilmu ekonomi sisi penawaran : pandangan yg menekankan perlunya kebijakan yg akan mempengaruhi penawaran agregat atau output potensial.
130. Ilmu ekonomi deskriptif : ilmu yg memaparkan gambaran fakta – fakta ttg kehidupan ekonomi
131. Ilmu ekonomi terapan : ilmu ekonomi yg membahas penerapan teori ekonomi dalam kehidupan nyata.
132. Ilmu ekonomi teori : ilmu ekonomi yg membahas gejala – gejala yg timbal akibat dari perbuatan manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.
133. Benda konsumsi : benda yg dapat dipakai atau digunakan secara langsung.
134. Benda produksi : benda yang berfungsi menghasilkan benda lain.
135. Element utility : benda itu berguna karena ada unsure didalamnya.
136. Form utility : benda akan berguna apabila adanya perubahan bentuk.
137. Ilmu ekonomi : ilmu yg mempelajari daya upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan.
138. Benda komplementer : benda yg pemakainnya dapat saling melengkapi.
139. Distribusi : semua kegiatan yg ditunjukan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
140. Agen : perantara perdagangan yg nama perusahaan menjualkan barangnya didaerah tertentu.
141. Bursa efek : tempat diperjual belikan efek –efek atau tempat bertemunya pihak yg menawarkan dan pihak yg memerlukan dana jangka panjang.
142. Efek : surat bukti utang jangka panjang (oligasi) surat tanda penyertaan modal (saham),sekuritas kredit, dan surat berharga lainnya.
143. Bursa komoditas : tempat dipamerkannya contoh barang – barang produksi yg diperjualbelikan.
144. Bursa valuta asing : suatu tempat kegiatan usaha yg memperdagangkan berbagai jenis mata uang asing seperti bank – bank devisa dan money changer.
145. Barter : cara perdagangan dimana barang ditukar dengan barang.
146. Inflasi dorongan permintaan : kelebihan permintaan efektif atas barang dan jasa.
147. Inflasi dorongan biaya : kenaikan biaya produksi.
148. Imported inflation : inflasi yg timbul karena adanya inflasi diluar negeri yg mengakibatkan naiknya hrga barang didalam negeri.
149. Apresiasi : naiknya mata uang dalam negeri terhadap valuta asing dipasar valuta asing.
150. Bank : badan usaha yg menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kemabali kepada masyarakat.
151. Badan usaha : kesatuan yuridis ekonomis yg tujuannya mencari keuntungan.
152. Angka indeks : untuk mengetahui atau mengukur perubahan melalui perbandingan antara variabel dari waktu ke waktu.
153. Indeks harga : perbandingan relative antara hrga tahun tertentu dengan tahun dasar.
154. Indeks jumlah : perbandingan relative jumlah tahun tertentu dengan tahun dasar.
155. Indeks nilai : perbandingan relative nilai tahun tertentu dengan nilai relative tahun dasar.
156. Indeks harga konsumen : perbandingan perubahan harga periode tertentu dengan harga periode dari komoditi yg diminta konsumen.
157. Indeks harga perdagangan besar : angka yg menunjukan perubahn yg terjadi pada harga pembelian barang oleh pedagang besar.
158. Indeks paritas : indeks harga yg berhubungan dengan penetapan harga dasar barang – barang hasil pertanian.
159. Analisis deret waktu : hasil observasi yg diatur dan didapat menurut ukuran kronologis waktu.
160. Barang : segala macam barang atau jasa yang dapat memuaskan keinginan material.
161. Biaya kesempatan : jumlah barang atau barang – barang yg harus dikorbankan untuk mendapatkan satu unit barang lain.
162. Ekonomi positif : studi tentang apa (teori ekonomi).
163. Ekonomi normative : studi tentang apa yang seharusnya (politik ekonomi).
164. Ceteris paribus : sebuah kondsi artificial yg diangkat oleh para ahli ekonomi untuk,secara terpisah, mengamati hubungan antara dua variabel ekonomi.
165. Inventaris : stok barang yg dimiliki oleh perusahaan, dan perubahan inventaris dihitung sebagai pebgeluaran investasi.
166. APC (rata – rata kecenderungan untuk konsumsi) : rasio pengeluaran konsumsi terhadap pendapatan
167. APS (rata – rata kecenderungan untuk menabung) : rasio tabungan perorangan terhadap pendapatan.
168. GNP potensial : sebuah perhitungan gnp yg dapat dicapai dengan toleransi angka penggangguran sekitar 3% hingga 9%.
169. Discount rate : suku bunga bank sentral sebagai ongkos bank untuk meminjam cadangan.
170. Anggaran deficit : perbedaan antara pengeluaran pemerintah dengan penerimaan pajak.
171. Acceleration principle (prinsip akselerasi atau percepatan) : teori pembelanjaan investasi yang beranggapan bahwa tingkat investasi ditentukan oleh tingkat kenaikan GNP.
172. Adjustable peg (patok yg dapat diatur) : suatu system kurs yg tukar menukar dimana Negara menetapkan suatu kurs yg tetap atau antar mata uang mereka.
173. Agregate demand (permintaan agregat ) : jumlah belanja yg direncanakan atau diinginkan dalam suatu perekonomian secara keseluruhan dalam suatu perekonomian secara keseluruhan dalam suatu periode tertentu.
174. Aggregate supply (penawaran agregat) : total nilai barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
175. Allocative efficiency : suatu situasi perekonomian dimana tidak ada lagi usaha reorganisasi atau perdagangan yg tepat.
176. Average product (produk rata-rata) : produk total atau output total dibagi oleh kuantitas dari satu jenis input.
177. Average revenue (penerimaan rata-rata) : penerimaan total dibagi oleh jumlah unit total yg dijual yaitu penerimaan perunit.
178. Balance of trade (neraca perdagangan) : bagian dari neraca pembayaran yg merinci impor dan ekspor barang berwujud.
179. Bank commercial : sebuah lembaga perantara keuangan yg fungsi utamanya adalah menerima simpanan giro.
180. Bank money : uang yg diciptakan oleh system perbankan khususnya uang giral yg ditimbulkan oleh ekspansi berganda dari cadangan bank.
181. Budget surplus (surplus anggaran) : kelebihan penerimaan pemerintah terhadap pembelanjaan pemerintah.
182. Budget line (garis anggaran) : garis disuatu grafik yg sumbu-sumbunya menggambarkan kombinasi barang yg bisa dibeli oleh konsumen.
183. Bond (obligasi) : sertifikat yg memberikan bunga yg diterbitkan pemerintah atau perusahaan,berisi janji akan membayar bunga dan jumlah pokok.
184. Capital-output ratio (rasio modal/output) : dalam teori pertumbuhan ekonomi, yaitu rasio stock modal total disbanding GNP tahunan.
185. Capitalism(kapitalisme) : sebagai system perekonomian dimana sebagian besar barang milik(tanah dan modal)menjadi milik pribadi.
186. Cartel (kartel) : asosiasi produsen dalam suatu industry yg bertujuan membatasi atau mencegah persainagn antar perusahaan dalam industry.
187. Central bank (bank sentral) : badan atau instansi pemerintahan yg bertanggung jawab terhadap pengendalian peredaran uang dan kondisi perkreditan nasional.
188. Common stock (saham biasa) : instrument keuangan yg mencerminkan kepemilikan an hak suara dalam suatu perseroan.
189. Collusive oligopoly (oligopoly kolusif) : struktur pasar yg ditandai oleh sejumlah kecil perusahaan yg melakukan kolusi dan bergabung untuk membuat keputusan bersama.
190. Clearing market : suatu pasar dimana harga-harga cukup flexsibel untuk menyimbangkan penawaran dan permintaan dalam waktu singkat.
191. Consumer surplus (surplus konsumen) : selisih antara jumlah yg sediannya akan dibayar oleh konsumen untuk sebuah komoditi dengan jumlah yg sebenarnya dibayarkan.
192. Consumption (konsumsi) : jumlah seluruh pengeluaran perorangan atau Negara untuk barang – barang konsumsi selama suatu periode tertentu.
193. Demand pull inflation : inflasi harga yg diakibatkan oleh kelebihan permintaan dari persediaan barang yg ada.
194. Credit (kredit) : dalam teori moneter, penggunaan dana orang lain sebagai imbalan dari janji akan membayar dikemudian hari.
195. Currency (mata uang) : uang kertas dan logam.
196. Derived demand (permintaan turunan) : permintaan akan suatu factor produksi yg disebabkan oleh permintaan akan barang jadi yg dihasilkan factor tersebut.
197. Direct taxes (pajak langsung) : pajak yg langsung dibebankan pada perusahaan atau individu, termasuk pajak terhadap pendapatan dan laba.
198. Income (pendapatan) : arus upah, bunga, deviden, dan penerimaan lainnya yg menjadi hak seseorang atau suatu bangsa.
199. Free trade (perdagangan bebas) : kebijaksanaan yg mengatur bahwa pemerintah tidak mencampuri perdagangan antar Negara.
200. Government debt ( utang pemerintah) : total kewajiban pemerintah dalam bentuk obligasi dan pinjaman jangka pendek.
172. Adjustable peg (patok yg dapat diatur) : suatu system kurs yg tukar menukar dimana Negara menetapkan suatu kurs yg tetap atau antar mata uang mereka.
173. Agregate demand (permintaan agregat ) : jumlah belanja yg direncanakan atau diinginkan dalam suatu perekonomian secara keseluruhan dalam suatu perekonomian secara keseluruhan dalam suatu periode tertentu.
174. Aggregate supply (penawaran agregat) : total nilai barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
175. Allocative efficiency : suatu situasi perekonomian dimana tidak ada lagi usaha reorganisasi atau perdagangan yg tepat.
176. Average product (produk rata-rata) : produk total atau output total dibagi oleh kuantitas dari satu jenis input.
177. Average revenue (penerimaan rata-rata) : penerimaan total dibagi oleh jumlah unit total yg dijual yaitu penerimaan perunit.
178. Balance of trade (neraca perdagangan) : bagian dari neraca pembayaran yg merinci impor dan ekspor barang berwujud.
179. Bank commercial : sebuah lembaga perantara keuangan yg fungsi utamanya adalah menerima simpanan giro.
180. Bank money : uang yg diciptakan oleh system perbankan khususnya uang giral yg ditimbulkan oleh ekspansi berganda dari cadangan bank.
181. Budget surplus (surplus anggaran) : kelebihan penerimaan pemerintah terhadap pembelanjaan pemerintah.
182. Budget line (garis anggaran) : garis disuatu grafik yg sumbu-sumbunya menggambarkan kombinasi barang yg bisa dibeli oleh konsumen.
183. Bond (obligasi) : sertifikat yg memberikan bunga yg diterbitkan pemerintah atau perusahaan,berisi janji akan membayar bunga dan jumlah pokok.
184. Capital-output ratio (rasio modal/output) : dalam teori pertumbuhan ekonomi, yaitu rasio stock modal total disbanding GNP tahunan.
185. Capitalism(kapitalisme) : sebagai system perekonomian dimana sebagian besar barang milik(tanah dan modal)menjadi milik pribadi.
186. Cartel (kartel) : asosiasi produsen dalam suatu industry yg bertujuan membatasi atau mencegah persainagn antar perusahaan dalam industry.
187. Central bank (bank sentral) : badan atau instansi pemerintahan yg bertanggung jawab terhadap pengendalian peredaran uang dan kondisi perkreditan nasional.
188. Common stock (saham biasa) : instrument keuangan yg mencerminkan kepemilikan an hak suara dalam suatu perseroan.
189. Collusive oligopoly (oligopoly kolusif) : struktur pasar yg ditandai oleh sejumlah kecil perusahaan yg melakukan kolusi dan bergabung untuk membuat keputusan bersama.
190. Clearing market : suatu pasar dimana harga-harga cukup flexsibel untuk menyimbangkan penawaran dan permintaan dalam waktu singkat.
191. Consumer surplus (surplus konsumen) : selisih antara jumlah yg sediannya akan dibayar oleh konsumen untuk sebuah komoditi dengan jumlah yg sebenarnya dibayarkan.
192. Consumption (konsumsi) : jumlah seluruh pengeluaran perorangan atau Negara untuk barang – barang konsumsi selama suatu periode tertentu.
193. Demand pull inflation : inflasi harga yg diakibatkan oleh kelebihan permintaan dari persediaan barang yg ada.
194. Credit (kredit) : dalam teori moneter, penggunaan dana orang lain sebagai imbalan dari janji akan membayar dikemudian hari.
195. Currency (mata uang) : uang kertas dan logam.
196. Derived demand (permintaan turunan) : permintaan akan suatu factor produksi yg disebabkan oleh permintaan akan barang jadi yg dihasilkan factor tersebut.
197. Direct taxes (pajak langsung) : pajak yg langsung dibebankan pada perusahaan atau individu, termasuk pajak terhadap pendapatan dan laba.
198. Income (pendapatan) : arus upah, bunga, deviden, dan penerimaan lainnya yg menjadi hak seseorang atau suatu bangsa.
199. Free trade (perdagangan bebas) : kebijaksanaan yg mengatur bahwa pemerintah tidak mencampuri perdagangan antar Negara.
200. Government debt ( utang pemerintah) : total kewajiban pemerintah dalam bentuk obligasi dan pinjaman jangka pendek.
0 komentar:
Posting Komentar